Sunday, August 21, 2016

Andi Gilang dan Dimas Ekky, dari Indonesia Menuju Gerbang Kejuaraan Dunia

Pikiran para pebalap Astra Honda Racing Team menerawang jauh ke belakang. Mengingat-ingat kembali bagaimana mereka memulai karir balapnya dan apa saja yang telah dilakukannya dalam upaya mengejar mimpi mereka.

Andi Gilang dan Dimas Ekky menempuh jalan berliku dari Indonesia ke FIM CEV, salah satu kompetisi paling sengit di dunia balap motor, untuk memantapkan langkah pasti pada karier mereka. Dua pembalap Indonesia ini meninggalkan negara dan benua mereka untuk balap di Eropa guna meraih kesempatan membuat impian mereka menjadi kenyataan.


Andi Gilang, salah satu pebalap Indonesia yang paling menjanjikan

Andi Gilang baru genap 19 tahun (1997/08/14), lahir di Bulukumba, selalu menyukai motor. Dari usia sangat dini, sudah hobi bermotor. Di usia 8 tahun, Andi sudah mendapatkan motor pertama. Yaitu motor Underbone (bebek) 110cc. Belum genap umur 10 tahun, Andi memulai balap pertama di balap motor Bebek. Pertama kali balap di Bulukumba, kota kelahirannya. Sejak pertama balap, Andi sudah menunjukkan bakat besar dan kerap juara. "Saya tidak ingat kapan kemenangan pertamaku, tapi yang aku ingat, saya juara kejuaraan Nasional di Bulukumba. Aku sangat bahagia bisa menang di kampung halaman saya. "

Dengan kerja keras, Andi Gilang terus meningkatkan prestasinya. Terima kasih kepada keluarganya, Andi bisa terus mengikuti mimpinya. "Di tahun-tahun awal balapan, kami sering bepergian. Ayah dan ibu selalu setia mengantar saya dan itu sangat merepotkan mereka. Kami selalu bepergian dengan mobil dan itu tidak mudah bagi kita karena sering menempuh perjalanan jauh dan melelahkan." Andi Gilang hanya butuh tiga tahun untuk elakukan ubahan besar dalam karirnya. Pada tahun 2010, Andi mulai bergabung dengan Astra Honda Racing Team dan balap di Indospeed Race Series, dengan Honda CB150R. Tahun-tahun pertama dilalui sangat sulit.

Andi Gilang harus bekerja keras selama 3 tahun untuk bisa memanen hasilnya. Pada tahun 2013, Andi memenangkan balapan pertamanya dengan Astra Honda Racing Team. Di tahun yang sama, ia memenangkan balapan seri Indospeed. Dengan evolusi dan perkembangan besarnya, mengantarkannya seleksi di ajang bergengsi di Asia Talent Cup tahun 2014. Andi sukses menjuarai seri Qatar pada 2015, dan dua balapan di seri ATC tahun ini."Saya ingin balap di kejuaraan dunia. Jadi saya akan bekerja keras." Ujar Andi

Pada 2015 ia melakukan debut di FIM CEV, kompetisi pebalap muda yang paling bergengsi di Eropa dan tempat di mana banyak pebalap terbaik di dunia memulai karir profesionalnya di sini. "Sekarang saya lebih dekat ke Kejuaraan Dunia, tetapi sulit bagi saya karena Kejuaraan Asia dan Eropa benar-benar berbeda," kata Andi Gilang. Kita harus mampu beradaptasi dengan sangat baik, memahami spek motor yang berbeda dengan balap asia karena menggunakan motor yang mirip di Kejuaraan Dunia. Kompetisi ini lebih sulit dan gaya balap di Eropa sangat berbeda dengan Asia ."

Untuk menambah jam terbang menuju pentas dunia. Andi Gilang ikut di beberpa balapan. Selain di FIM CEV di Eropa, pebalap Astra Honda Racing Team ini juga ikut di Asia Talent Cup, salah satu kompetisi paling bergengsi di Asia. "FIM CEV dan Asia Talent Cup benar-benar berbeda. Motor, pebalap dan tim perbedaannya sangat jauh. Ini adalah tahun pertama saya di Eropa dan saya harus mencoba melakukan banyak hal." Andi Gilang bertekad akan terus berjuang hingga akhir musim dan percaya diri bakal menunjukkan perbaikan. "Saya ingin balapan di Kejuaraan Dunia, jadi saya akan bekerja keras untuk menjadi lebih baik". Andi Gilang tahu bahwa FIM CEV adalah tempatnya, dan Astra Honda Racing Team adalah tim yang bakal mewujudkannya.


Dimas Ekky, akan lebih lanjut di Kejuaraan Moto2 Eropa

Dimas Ekky (1992/10/26), lahir di Depok, memiliki karir yang sama dengan Andi Gilang. Pebalap Indonesia berusia 23 tahun itu sangat ingat kapan memulai balap pertamanya "Saya ingat, karena saya ingin menjadi pembalap".

Dimas Ekky membuat langkah pertamanya pada balap motor ‘Bebek' (moped) di usia13 tahun. Awalnya, hanya ikutan balapan lokal di sekitar Jakarta dan kota kelahirannya Depok, Jawa Barat. Dimas lebih beruntung karena tak perlu mengorbankan waktu dan biaya yang lebih besar karena tak perlu balapan di luar kota. Keadaan berubah ketika Dimas sudah sekolah SMP, karena harus membagi waktu antara balapan dan sekolah. "Awalnya sangat sulit. Aku balapan menggunakan mobil bersama oang tua dengan satu atau dua mekanik, ketika SMP semua berubah. Aku harus pergi menggunakan pesawat. Padahal hari Jumat masih di kelas, dan hari Senin sudah harus masuk sekolah. " Tapi, dengan berbagai kendala tersebut, Dimas Ekky masih mampu menjadi juara di tahun 2004 di balap motor Bebek ini .

Dimas Ekky terus balap di kelas yang berbeda sampai akhirnya di kelas 600cc tahun 2012. Dia turun di beberapa kejuaraan. Seperti, Kejuaraan Nasional Indonesia dan Asia Road Racing Championship. Tahun berikutnya, pada tahun 2013, saat ia berusia 20 tahun, Dimas mendapatkan tawaran dari Astra Honda untuk bergabung di Astra Honda Racing Team. "Awalnya saya tidak percaya itu dan saya tidak tahu harus ngomong apa. Karena saya sangat tercengang," tegas Dimas Ekky. "Setelah saya sadar, saya merasa sangat senang, itu berarti mendapatkan kesempatan bekerjasama dengan perusahaan motor terbesar di Indonesia dan salah satu batu loncatan menuju balapan yang lebih bergengsi dan terutama di MotoGP World Championship.”

"Saya sudah mengubah rutinitas latihan fisik, gaya balap dan mentalitas saya."
Bergabung dengan Astra Honda Dimas Ekky mulai berpartisipasi dalam kejuaraan bergengsi. Salah satunya, di balap Ketahanan 4 Jam Suzuka tahun 2013. Dimas sukses menjadi juara di tahun pertamanya di balapan ini. Pada 2015 Dimas Ekky melompat ke Eropa untuk balapan di FIM CEV, kejuaraan kelas atas dengan pembalap muda paling kuat di Eropa.

Selanjutnya, ia menggabungkan CEV FIM dengan kompetisi lain di Asia. "Sesuatu yang sangat sulit. Di Asia saya balapan dengan motor massal Honda CBR600R. Sedangkan di FIM CEV saya menggunakan motor yang sama dengan kejuaraan dunia Moto2. Makanya, saya telah mengubah rutinitas latihan fisik, gaya berkendara dan mentalitas saya. " ujarnya


Dimas Ekky merasa yakin menatap masa depannya dengan Astra Honda Racing Team. "Saya telah melakukan banyak peningkatan di beberapa tahun terakhir ini berkat Astra Honda dan saya sangat berterima kasih dengan jasa yang mereka lakukan. Mimpi saya adalah balapan di Kejuaraan Dunia, jadi saya harus tetap bekerja keras dan mengambil kesempatan yang telah mereka berikan kepada saya. " Dimas Ekky tidak bisa menahan senyumnya ketika ia ingat tentang hal itu. Ini hanya masalah waktu untuk melihat apakah ia bisa mencapai mimpinya.

No comments:

Post a Comment

Jumlah Pengunjung :