Fitur dan
teknologi penunjang keselamatan berkendara terus berkembang, salah satunya pada
sistem pengereman. Pada sepeda motor Honda, sistem pengeremannya kini telah
mengadopsi fitur Anti-lock Brake System (ABS) dan Combi Brake System (CBS). Meski
sama-sama bekerja pada sektor pengereman, namun fitur ABS dan CBS memiliki
perbedaan. Dimana ABS bekerja secara elektronik sementara CBS bekerja secara
mekanis.
Erwin Chandra, Senior Instructor
Technical Service PT Indako Trading Coy selaku main dealer Honda di
wilayah Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan bahwa ABS memungkinkan ban motor
tidak mengalami slip saat pengendara melakukan panic braking atau pengereman
mendadak, sedangkan CBS membuat pengereman lebih optimal karena rem depan dan
belakang bekerja bersama.
ABS sendiri berfungsi menjaga ban motor tidak mengunci
saat pengendara melakukan pengereman mendadak sehingga risiko tergelincir
akibat roda mengunci dapat dihindari. Fitur tersebut bekerja berdasarkan kerja
sensor wheel speed yang mendeteksi roda dalam keadaan tidak berputar namun
motor tetap melaju.
Informasi dari
sensor tersebut akan diterima dan diolah oleh Electronic Control Unit (ECU).
Kemudian data yang telah diolah oleh ECU akan memerintahkan ABS modulator
mengatur tekanan fluida di dalam kaliper untuk memberikan tekanan pada cakram.
Saat roda mulai mengunci, ABS modulator akan mengurangi tekanan fluida. Setelah
penguncian roda berkurang, ABS modulator kembali menaikan tekanan fluida untuk
mengembalikan pengereman. Peristiwa ini terjadi berulang dalam kurun waktu
sepersekian detik.
Ilustrasinya,
pengereman dengan ABS seperti tangan yang menarik dan melepas tuas rem secara
berulang dengan cepat. Bedanya hal tersebut terjadi secara secara otomatis.
Sementara itu
sistem pengereman CBS dirancang untuk memperpendek jarak berhenti saat
melakukan pengereman dengan mengkombinasikan rem belakang dan depan. Rem
belakang dan depan akan bekerja bersamaan meski pengendara hanya menarik satu
tuas rem saja.
Saat tuas rem
belakang ditarik, kaliper rem belakang dan depan akan memberikan tekanan pada
cakram dengan porsi tekanan berbeda secara otomatis. Dalam kondisi tersebut,
equalizer akan bekerja untuk mendistribusikan daya tekanan menjadi dua, yang
satu menuju rem roda belakang dan yang satunya lagi menuju ke tuas ungkit.
Gunanya untuk menekan knocker yang akan menekan piston hidrolik untuk kemudian
bereaksi mengaktifkan rem cakram depan.
Sistem lainnya
adalah adanya dua selang minyak rem pada tuas rem belakang, di mana satu menuju
kaliper belakang dan selang satunya terkoneksi dengan kaliper depan.
Erwin Chandra
menambahkan, pada dasarnya, apapun jenis sistem pengereman yang dipilih pada
akhirnya tetap dianjurkan untuk menggunakanlah kedua rem depan dan belakang
secara bersamaan untuk efektivitas pengereman yang maksimum. Selain itu perlu
diingat, kedua fitur pengereman tersebut juga perlu mendapatkan perawatan dan
pemeriksaan secara berkala agar tetap bekerja secara optimal. Karena itu,
penting untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan sepeda motor secara berkala
di bengkel AHASS terdekat, sehingga motor secara keseluruhan akan selalu dalam
kondisi baik dan performanya tetap terjaga.
No comments:
Post a Comment