Pelan tapi pasti,
dominasi motor bebek yang menguasai pasar sepeda motor di Indonesia, mulai
digeser oleh motor jenis skuter matik (skutik) yang tidak punya gigi. Dalam hal
penjualan skutik tidak bisa dikatakan ‘tidak punya gigi’, hal ini dibuktikan
dengan hasil penjualan jenis motor skutik dalam kurun waktu lima tahun terakhir
yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bahkan, di tahun
2011 ini skutik mengalahkan dominasi motor bebek di pasar motor nasional dengan
total volume penjualan sekitar 3,86 juta unit atau sebesar 50,9 persen dari
total pasar hingga akhir November 2011. Angka itu melonjak sekitar 24,78% jika
dibandingkan periode sama di tahun 2010. Bahkan setahun belakangan, mulai awal
2011, segmen motor skutik di Indonesia berubah wajah, hal mana penguasaan
pangsa pasar bergeser ke produk-produk Honda. Berdasarkan data Asosiasi
Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada Januari-November 2011, Honda berhasil
menguasai pasar sekitar 56,34%.
Peningkatan pasar
matik ini diyakini akan terus meningkat di tahun 2012, PT Astra Honda Motor (AHM) tampaknya secara agresif
menyiasati hal ini dengan menambah
kapasitas produksi model skutik sebanyak 200.000 unit pada bulan Maret 2012
sehingga total kapasitas produksi sepeda motor Honda di Indonesia mencapai 4,4
juta unit per tahun.
Sebelumnya, untuk memenuhi permintaan sepeda motor yang
terus meningkat, Honda telah menambah kapasitas produksi secara bertahap
sejak tahun lalu, dan mulai akhir bulan Juli tahun 2011 telah mulai mengoperasikan fasilitas
produksi yang terintegrasi atau One Pack Plant khusus untuk memproduksi
skutik di dalam area Plant 3
AHM, di Cikarang. Dengan beroperasinya pabrik tersebut, maka
kapasitas produksi model skutik telah
bertambah sebesar 500.000 unit.
Dengan demikian total kapasitas produksi dari Plant 1 sampai Plant 3 telah meningkat menjadi 4,2 juta
unit di tahun 2011 ini.
Dengan banyaknya
permintaan konsumen atas sepeda motor Honda, maka mulai bulan Maret tahun 2012, sebagian mesin produksi di
pabrik skutik Honda di Cikarang ditambah
dan line assembling unit akan berproduksi dengan 3 shift, dan
kapasitas produksi direncanakan akan bertambah sebesar 200.000 unit.
“Dengan penambahan ini, maka total
kapasitas produksi motor Honda akan
menjadi 4,4 juta unit dengan hari kerja standar. Jumlah investasi yang
dibutuhkan sekitar Rp104,3
miliar,” ujar President Director AHM
Yusuke Hori.
Leo Wijaya, Marketing
Manager CV.Indako Trading Co., main dealer Honda di Sumatera utara berharap
peningkatan kapasitas produksi ini akan
dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang terus meningkat dan di sisi lain tentu akan menciptakan lapangan kerja baru
bagi masyarakat dan memberikan nilai tambah bagi industri sepeda motor di Tanah
Air.